Jumat, 05 Februari 2016

Primadusta Bung Karno Kepada Rakyat Indonesia & Orang-Orang di Sekitanya.


Ditahun 90an kita pernah mendengar sebuah karya tulisan dengan judul “Primadosa Suharto” dan “Primadusta Suharto” yang ditulis oleh seorang penulis yang bernama Wimanjaya. Para pembaca dapat melihat dan menilai bila tulisan Wimanjaya pada buku Primadosa Suharto dan buku Primadusta Suharto cenderung bersifat opini dengan asumsi-asumsi yang tidak berdasar, hanya bersifat tuduhan dengan tujuan mendiskreditkan Suharto agar dibenci oleh rakyat Indonesia. Salah satu contoh dari isi tulisan karya Wimanjaya adalah mengenai, “Suharto telah mengubah Pancasila menjadi Pancadusta”. Ini jelas merupakan tuduhan yang mengada-ada karena dimasa Orde Baru tidak pernah sekalipun terjadi perubahan atas Pancasila ataupun UUD45. Tulisan tersebut jelas berisi Fitnah yang bersifat tendensius.

Setelah membaca dan menelaah berbagai tulisan yang berkaitan dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia disini penulis ingin menunjukan berbagai dusta yang pernah dilakukan oleh seorang Sukarno kepada bangsa Indonesia dan orang-orang yang berada disekelilingnya. Semua dusta-dusta yang pernah dilakukan oleh Sukarno dimulai dari tahun 1923 saat berdusta kepada H Sanusi yang begitu mempercayai Sukarno namun ternyata dibelakangnya malah berselingkuh dengan isterinya yang bernama Inggid Ganarsih. Ternyata kesuksesan dusta ini menjadikan sebuah hoby atau membuat Sukarno menjadi ketagihan untuk melakukan dusta-dusta berikutnya. Harus diakui bila sifat dusta Sukarno memang didukung oleh kemampuan Sukarno dalam berorasi . Sukarno memang dikenal sebagai orator ulung yang mampu membuat setiap pendengarnya mempercayai ucapan-ucapan yang keluar dari mulutnya. Kemampuan Sukarno ini dapat disejajarkan dengan Hitler, Lenin, Mao Tse Tung ataupun Keneddy
.
Sekarang penulis ingin mengajak pembaca untuk membahas beberapa dusta yang pernah dilakukan Sukarno disepanjang perjalanan hidupnya kepada bangsa Indonesia dan orang-orang yang berada disekitarnya.

1.  Dusta pertama Sukarno dimulai dari dustanya kepada H. Sanusi , suami dari Inggid Ganarsih. Sukarno yang kala itu merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Bandung, kebetulan indekos dirumah milik H Sanusi. Tutur kata dan sikap Sukarno yang terlihat santun membuat H Sanusi menaruh kepercayaan kepada Sukarno, apalagi diketahui pula bila Sukarno merupakan murid dari HOS Cokroaminoto. Namun ternyata kepercayaan yang diberikan oleh H Sanusi kepada Sukarno malah berbalas pengkhianatan karena secara diam-diam Sukarno malah tega melakukan perselingkuhan dengan isteri H Sanusi. Didepan H Sanusi, Sukarno berusaha bersikap sewajarnya namun disaat H Sanusi tidak ada Sukarno dan Inggid Ganarsih asyik memadu kasih layaknya orang yang sedang kasmaran. Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Begitu juga dengan kisah dusta Sukarno yang akhirnya diketahui oleh H Sanusi. Merasa telah ditipu dan dikhianati oleh Sukarno akhirnya H Sanusi melepas Inggid Ganarsih dan meminta Sukarno untuk segera menikahi Inggid. Ternyata kesuksesan dusta ini menjadikan Sukarno seperti ketagihan untuk melakukan dusta-dusta yang selanjutnya.

2.  Dusta selanjutnya yang dilakukan Sukarno adalah saat mendustai Inggid Ganarsih. Sebagai isteri yang setia, sejarah bangsa Indonesia mengakui bila Inggid Ganarsih telah mendampingi  Sukarno dalam suka maupun duka. Inggid Ganarsih selalu menemani Sukarno saat diasingkan. Dusta ini terjadi disaat Sukarno diasingkan di Bengkulu. Sebagai murid HOS Cokroaminoto, Sukarno cukup mudah diterima berbagai kalangan ulama dan tokoh pergerakan. Saat menjalani pengasingan di Bengkulu , Sukarno bertemu dengan Fatmawati yang merupakan putri dari salah satu tokoh ulama disana. Fatmawati yang sering berkunjung kekediaman Sukarno dan Inggid bahkan sudah dianggap sebagai anak sendiri. Kebetulan memang Sukarno dan Inggid Ganarsih tidak memiliki anak saat itu. Rutinitas pertemuan antara Sukarno dan Fatmawati rupanya membuat hubungan yang seharusnya terjadi antara bapak dan anak malah berubah menjadi hubungan antara sepasang kekasih. Secara diam-diam, dibelakang Inggid Ganarsih,  Sukarno malah menjalin hubungan asmara dengan Fatmawati. Seperti kisah terdahulu, dusta Sukarno kepada Inggidpun akhirnya terbongkar dan Inggid Ganarsih lebih memilih untuk kembali ke Bandung daripada harus dimadu dengan perempuan yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.

3.  Dusta selanjutnya yang dilakukan Sukarno terjadi dimasa penjajahan Jepang. Sukarno benar-benar memanfaatkan kepiawaiannya dalam berdusta untuk menarik perhatian penjajah Jepang. Sebagai kolaborator penjajah Jepang, Sukarno diharuskan untuk menyediakan tenaga kerja untuk memfasilitasi berbagai kebutuhan tentara Jepang dalam menghadapi perang Asia Raya. Disinilah kemampuan Sukarno dalam berdusta benar-benar teruji. Sebagai pendusta kawakan Sukarno benar-benar ahli dalam merayu rakyat Indonesia untuk bersedia bekerja bagi bala tentara Jepang dengan menjadi Romusha. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Sukarno bahkan rela mengenakan pakaian yang sama dengan para pekerja Romusha dan malah berakting untuk menunjukan betapa mudah cara bekerjanya dengan mengayun-ayunkan cangkulnya (baca buku Cindy Adams, My Friends, The Dictator). Ternyata rayuan Sukarno ini menjadi Neraka Jahanam bagi para Romusha untuk menuju kematian mereka yang sangat tragis. Bukan hanya merayu rakyat Indonesia untuk menjadi Romusha, bahkan Sukarno juga merayu rakyat Indonesia untuk bersedia menjadi Jugun Ianfu bagi bala tentara Jepang. Khusus untuk perekruktan Jugun Ianfu, penulis tidak memiliki referensi bagaimana cara Sukarno merayu atau memberi tahu cara bagaimana menjadi seorang Jugun Ianfu. Tapi bila mengikuti gaya penulis Wimanjaya, maka penulis hanya bisa mengatakan, “Mungkin”, Sukarno memberi tahu bagaimana mudahnya menjadi Jugun Ianfu, “Hanya tinggal membuka baju lalu mengangkang, sesudah itu tugaspun selesai. Mungkin juga Sukarno memberikan praktek langsung kepada para calon Jugun Ianfu seperti dia lakukan saat mempraktektan cara kerja para Romusha. Disini lagi-lagi penulis hanya bisa mengatakan, “MUNGKIN”. Untuk sumbangsihnya ini Sukarno mendapatkan  beberapa kemudahan dari penjajah Jepang.

4.  Dusta Sukarno selanjutnya adalah dustanya kepada ibu Fatmawati. Tanpa sepengetahun ibu Fatmawati, Sukarno yang saat itu telah resmi diangkat menjadi Presiden RI ternyata menjalin hubungan terlarang dengan seorang perempuan yang bernama Hartini yang notabene masih berstatus isteri orang lain, yaitu isteri dari Dr Suwondo. Dalam melancarkan rayuan-rayuannya agar tidak banyak diketahui khalayak ramai, Sukarno menggunakan nama samaran “Srihana”. Kecantikan Hartini membuat Sukarno mengabaikan norma dan etika. Walau tahu bila Hartini masih berstatus isteri orang namun Sukarno malah mengabaikannya malah terkesan mengabaikan nasib ke 5 anak Hartini kelak. Untuk memuluskan niatnya, Sukarno malah menggunakan statusnya sebagai Presiden RI untuk merekayasa suatu kasus terhadap Dr Suwondo yang menghantar Dr Suwondo ke penjara. Lewat berbagai tekanan akhirnya Dr Suwondo harus merelakan untuk menceraikan isterinya. Tidak ada yang tahu bagaimana nasib Dr Suwondo dan ke 5 anaknya pasca  bercerai dengan isterinya, Hartini. Memang akhirnya Sukarno berterus terang kepada ibu Fatmawati perihal hubungannya dengan Hartini tapi itu dilakukan setelah status Hartini resmi sebagai janda. Namun satu hal yang menunjukan betapa Sukarno memang seorang manusia yang berhati tega. Sukarno justru berterus terang dan meminta izin kepada ibu Fatmawati pada saat ibu Fatmawati baru 2 hari melahirkan bayi yang bernama Guruh Sukarnoputra. Pada dusta kali ini, Sukarno telah melakukan perbuatan yang sungguh-sungguh sangat tidak pantas, yaitu mengabaikan nasib ke 5 anak yag masih membutuhkan kasih sayang ibunya dan perasaan seorang perempuan yg baru saja melahirkan namun dipaksa mendengar permintaan sang suami untuk kawin lagi.

5.  Dusta Sukarno kepada Bung Hatta saat memberikan perintah untuk menyetujui semua poin yang diminta Belanda dalam perjanjian KMB termasuk poin yang mewajibkan bangsa Indonesia untuk mengakui dan membayar semua hutang perang Belanda yang notabene merupakan hutang buat membeli peralatan perang yang digunakan untuk membunuhi bangsa Indonesia. Para pejuang kemerdekaan waktu itu jelas-jelas menolak isi perjanjian KMB terutama pengakuan hutang perang Belanda, namun kepiawaian Sukarno dalam meyakinkan para pendengarnya mampu mengubah persepsi yang ada. Beberapa pejuang yang semula menolak isi perjanjian akhirnya menyetujui pemikiran Sukarno untuk menyetujui isi perjanjian KMB. Pada akhirnya, hutang perang Belanda memang tidak pernah dibayar oleh Sukarno dan ini yang membuat bung Hatta sebagai orang yang menandatangani isi perjanjian KMB merasa terpukul . Bung Hatta merasa kehormatan dan martabat sebagai bangsa yang beradab akan tercoreng karena mengingkari perjanjian yang telah disepakati. Bung Hatta sebagai orang yang santun dan memegang teguh setiap perkataannya akhirnya berhasil membujuk Suharto untuk membayar hutang perang ini namun Suharto meminta waktu pencicilan jangka panjang selama 35 tahun. Hutang perang ini dilunasi bangsa Indonesia ditahun 2009 dimasa pemerintahan SBY.

6.  Dusta Sukarno kepada bangsa Indonesia saat mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sukarno menggunakan slogan, “KEMBALI KE UUD45” saat menerbitkan Dekrit Presiden 1959 namun pada kenyataannya Dekrit Presiden 1959 malah kian menyimpang jauh dari perintah UUD45. Dekrit Presiden 1959 adalah bukti nyata dusta Sukarno kepada bangsa Indonesia. Kita semua mengetahui latar belakang keluarnya Dekrit Presiden 1959 adalah akibat tidak tercapai kata mufakat dalam persidangan dewan konstituante. Tiga kali sidang yang diadakan dewan konstituante yang ternyata dead lock karena tidak mencapai kuorum menjadi alasan bagi Sukarno untuk menerbitkan Dekrit Presiden dan membubarkan dewan konstituante. Seharusnya sesuai dengan janji yang diucapkan, Sukano seharusnya menjalankan konstitusi sesuai dengan UUD45 dengan segera mengadakan pemilu untuk menggatikan anggota dewan yang telah dibubarkan. Sukarno malah menjadikan ujung jari telunjuknya sebagai pengganti suara rakyat Indonesia dalam menempatkan wakil rakyat di dewan.  Anggota dewan yang diangkat lewat penunjukan langsung oleh telunjuk Sukarno tentu akan bertanggung jawab kepada orang yang mengangkatnya dan mengikuti perintah dari orang yang mengangkatnya. Pasca terbitnya Dekrit Presiden 1959 memang terbukti bila kekuasaan Sukarno menjadi tidak terbatas. Kedudukan Sukarno bagai lebih tinggi daripada konstitusi itu sendiri. Ini berarti Dekrit Presiden 1959 telah menjadi alat pembunuh bagi Demokrasi di Indonesia, persis seperti ucapan Prof Sahetappy dan bung Karni Ilyas. Bahkan Bung Hatta pernah mempertanyakan terbitnya Dekrit Presiden 1959 lewat sebuah tulisan pada koran milik Buya Hamka yang malah menghantarkan Buya Hamka kepenjara tanpa pernah sekalipun diadili untuk membuktikan kesalahannya. Sekali lagi penulis mengatakan bila Dekrit Presiden 1959 adalah bentuk Dusta Sukarno yang paling transparan namun tidak ada seorangpun yang berani membantahnya.

7.  Dusta Sukarno kepada Jenderal Ahmad Yani. Kita sudah sering mendengar bila dulu, saat menjelang peristiwa G30S Sukarno pernah membisikan Jenderal Ahmad Yani untuk kelak menggantikan dirinya bila suatu saat dirinya berhalangan tetap. Hal ini diungkapkan Sukarno dengan alasan dirinya sudah dalam keadaan sakit-sakitan. Apakah benar ucapan yang diucapkan Sukarno memang benar adanya atau itu hanyalah dusta seperti dusta yang selama ini dia lakukan kepada orang-orang disekelilingnya ? Mari kita lihat peristiwa yang terjadi dimasa itu. Ternyata disaat Sukarno menjanjikan sesuatu kepada Jenderal Ahmad Yani, Sukarno juga sedang melakukan pendekatan asmara dengan seorang gadis belia yang bernama Heldy Jaffar. Bila memang Sukarno memiliki respek atau perhatian yang besar kepada Jenderal Ahmad Yani tentu Sukarno akan menunjukan apresiasi atau belasungkawa yang cukup mendalam atas kematian Jenderal Ahmad Yani.  Dusta Sukarno atas peristiwa ini dapat dibuktikan dari sikap Sukarno atas kematian Jenderal Ahmad Yani beserta 6 perwira lainnya. Dibeberapa kesempatan Sukarno tidak pernah menunjukan rasa empaty atas kematian Jenderal Ahma Yani dan ke 6 perwira lainnya, bahkan sikap Sukarno seolah menyepelekan arti kematian mereka. Ucapan Sukarno yang mengibaratkan kematian mereka “Bagia Riak Kecil Ditengah Samudera” semakin memperkuat bukti bila Sukarno memang tidak pernah memberikan respek atas kematian mereka.
Bahkan ucapan lain yang mengibaratkan darah mereka yang tumpah membasahi bumi pertiwi bagai “Setetes Darah Dalam Sejarah” semakin memperjelas sikap Sukarno yang memang tidak sedikitpun memberikan apresiasi atau empaty atas kematian mereka. Bahkan disuatu kesempatan Sukarno pernah mengucapkan “Kadang dalam sebuah revolusi seorang bapak harus memakan anaknya sendiri”. Ucapan ini pernah dipertanyakan Jenderal Nasution kepada Sukarno yang tidak pernah mampu dijawab Sukarno hingga akhir hayatnya. Dari dua kondisi yang kontradiktif maka dapat disimpulkan bila Sukarno telah melakukan dusta kepada Jenderal Ahmad Yani. Disatu sisi Sukarno
menjanjikan sesuatu karena merasa sudah sakit-sakitan tapi disisi lain malah melakukan sesuatu seolah dirinya sehat dan bugar (mendekati Heldy Jaffar), lalu disatu sisi merasa menyayangi dan mempercayai Jenderal Ahmad Yani tapi disisi lain tidak pernah sekalipun memberikan apresiasi atau empaty atas musibah yang dialami orang yang disayangi atau dipercayainya. Bila ditinjau dari
UUD45, janji Bung Karno kepada Ahmad Yani sangat jelas sebagai sebuah kebohongan karena UUD45 jelas
mengatakan bila Presiden & Wakil Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR, bukan hasil penunjukan seseorang. Silahkan pembaca yang menilai sendiri.

8.  Dusta Sukarno kepada bangsa Indonesia saat mengumandangkan slogan “Anti Amerika dan Anti Barat”. Teriakan Sukarno saat berpidato didepan rakyat Indonesia, “AMERIKA KITA SETRIKA…INGGERIS KITA LINGGIS…”, begitu berapi-api mengobarkan semangat rakyat untuk membenci Amerika dan dunia barat namun pada kenyataannya justru Sukarno menggunakan produk-produk yang dihasilkan Amerika dan dunia barat. Hal ini dapat kita telusuri dari hoby Sukarno yang gemar mengoleksi mobil buatan Amerika dan dunia barat. Mari kita lihat beberapa koleksi mobil yang dimiliki Sukarno seperti Chrysler Windsor, Chrysler Crown Imperial, Marcedes Benz 600, Morris Mini Cooper, Lincoln Cosmopolitan, Ford Thunder Bird dll, lalu Sukarno juga sering mengundang beberapa artis barat untuk memeriahkan pesta-pesta yang diadakannya di istananya. Sukarno juga mengimpor beberapa produk dari Amerika dan dunia barat untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia seperti nasi Bulgur.

9.  Dusta Sukarno yang lainnya adalah saat memperdaya Molly Mambo  disaat tunangannya Alexander Daniel Maukar menjalani pendidikan ke Rusia. Seperti dusta-dusta yang lain, kali inipun Sukarno melakukan dusta demi kepuasan pribadinya. Disalah satu pertemuan dengan para perwira AU rupanya Sukarno tertarik dengan kecantikan dan kemolekan Molly Mambo yang merupakan instruktur senam dan guru bahasa asing. Untuk memuluskan niatnya, Sukarno sengaja memisahkan Alexander Daniel Maukar dengan Molly Mambo sang tunangannya. Lewat program pendidikan ke Rusia, Sukarno berhasil mengirim Alexander Daniel Maukar untuk menjalani pendidikan di Rusia. Lalu dengan alasan sebagai penghargaan kepada keluarga yang ditinggalkan, Sukarno mengundang Molly Mambo ke istananya di Cipanas. Disinilah peristiwa terkutuk itu terjadi. Sukarno tega merenggut paksa kehormatan Molly Mambo. Hal inilah yang membuat Alexander Daniel Maukar merasa marah lalu melakukan serangan dengan menggunakan pesawat MIG 17 ditahun 1960. Peristiwa ini mengakibatkan korban jiwa belasan orang dan puluhan luka-luka. Pada suatu tulisan ditahun 2007 lalu saat kematian Alexander Daniel Maukar, ibu Hafsah Salim membuat surat terbuka yang diterbitkan koran Kompas yang mengecam perbuatan Sukarno ini.

10.  Dusta Sukarno yang lainnya adalah membiarkan rakyat Indonesia kelaparan dan memberikan mereka makanan yang bernama nasi Bulgur yang merupakan makanan kuda dinegara asalnya Amerika, sementara Sukarno asyik berfoya-foya mengadakan pesta dansa-dansi di istananya. Inilah dusta yang paling memalukan dari seorang pemimpin bangsa. Sukarno menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk hidup bersusah payah demi tercapainya cita-cita Revolusi tapi Sukarno sendiri malah hidup bermewah-mewah dengan menggunakan uang rakyat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari surat-surat yang ditulis Sukarno kepada para gundiknya seperti surat kepada Heldy Jaffar yang bercerita tentang kiriman berlembar-lembar uang dolar atau pembelian perhiasaan kepada Haryatie, namun disaat yang sama rakyat Indonesia dibiarkan kelaparan dan hidup dalam kemiskinan. Ini fakta dusta Sukarno yang paling tragis dan tega. Sukarno tega hidup bermewah-mewah dengan uang rakyat sementara sang pemilik uang dibiarkan hidup sengsara dan kelaparan.

Masih banyak lagi dusta-dusta Sukarno yang lainnya, namun penulis sengaja menampilkan 10 dusta untuk para pembaca. Dusta yang lainnya adalah dusta Sukarno atas penggunaan uang rakyat Indonesia yang tidak pernah dipertanggung jawabkan sekalipun. Dimasa pemerintahan Orde Baru, Presiden secara berkala ditiap tanggal 31 Maret selalu memberikan laporan pertanggung jawaban atas penggunaan keuangan negara.




****000****
****000****